Layar
depan terkembang
Penonton
duduk saling membelakangi
Menyimak
pertarungan menjadi bintang
Menjual
segala yang mungkin terbeli
Meninggi
dengan merendahkan harga diri
Menyohor
dengan merusak nama baik
Menghina
untuk menyucikan penampilan
Merangsang
untuk mencuri perhatian
Membejat
untuk mengokohkan eksistensi
Seperti
yang terbaca pada cerita fiksi
Atau
terpancar dari gambar imajinatif
Atau
terpampang di dalam film spektakuler
Hingga
seni kehilangan nilai mulia
Sebab
pewarta hanya menyorot sensasi
Menggemborkan
segala yang murahan
Menyulap
ilusi seolah intuisi
Hingga
rekaan menjadi kenyataan
Lalu
penonton berlomba jadi kritikus
Menyambung
pertikain tak berkesudahan
Ketika
kebaikan diperdebatkan dengan keburukan
Sedang
segala kendali berada di belakang layar
Pada
sutradara yang suka mengadu anak setan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar