Selasa, 12 Juli 2016

Kemenangan Sejati

Sebuah kompetisi selalu melahirkan juara. Tetapi di sisi lain, akan selalu ada pihak yang kalah. Kedua predikat itu akan selalu melekat pada panggung kompetisi, dan tak mungkin dihindari. Karena itu, setiap orang yang terlibat dalam kompetisi, harus siap-sedia menjadi pihak yang menang atau kalah. Begitulah kompetisi.
 
Bagi pemenang kompetisi, tentu bersenang-senang atas prestasinya adalah wajar. Kesenangan itu sebagai wujud kebanggaan diri, sebab telah berhasil mengalahkan para pesaingnya. Sebaliknya, pihak yang kalah, kemungkinan besar akan bersedih. Kesedihan itu adalah bentuk kekecewaannya, sebab tak mampu menjadi juara, sebagaimana yang diharapkan.

Menetapkan yang terbaik di antara yang baik, memang akhir dari kompetisi. Tujuannya tidak sekadar menentukan siapa pemenang dan pecundang. Lebih dari itu, kompetisi akan melahirkan figur yang patut untuk diteladani. Keteladanan itu akan mendirong orang lain untuk menjadi lebih baik. Makanya, kompetisi menjadi hal yang penting dalam menjaga aktualisasi diri setiap orang, tetap terwujud dalam tingkah laku yang positif.

Tak mungkin melenyapkan segala macam kompetisi di dalam kehidupan yang penuh persaingan ini. Yang bisa dilakukan adalah membiasakan diri menerima hasil akhir dari sebuah kompetisi. Jadi, pemenang seyogianya menghargai pihak yang kalah, sedangkan pihak yang kalah harus menghormati pihak yang menang.

Bijak menerima predikat, entah sebagai pihak yang menang atau kalah, adalah sikap yang tepat. Apalagi, setiap orang pastilah menginginkan kemenangan dan berusaha menghindari kekalahan. Kemenangan menjadi hak siapa pun dalam sebuah kompetisi, dan kekalahan di pihak lain, tak  mungkin terelakkan. Begitulah hukumnya.

Kompetisi sejatinya bukan untuk memicu pertikaian, apalagi perpecahan, tetapi bertujuan untuk untuk meningkatkan derajat dan kualitas pribadi semua pihak yang terlibat. Melalui kompetisilah, setiap orang akan terus melatih dirinya, demi menjadi yang terbaik. Adu kemampuan antara pihak yang terjadi secara terus-menerus, akan meningkatkan derajat pencapaian kompetisi dari waktu ke waktu, sehingga kemampuan setiap pihak pun akan menjadi lebih baik. 

Memenangkan kompetisi, bukanlah akhir dari upaya mengasah kemampuan diri. Persaingan terus berlangsung dengan tingkat pencapaian yang semakin meninggi pula, sehinggga dibutuhkan komitmen untuk terus meningkatkan kemampuan diri tanpa henti. Tujuannya tidak sekadar untuk mempertahankan predikat juara, tetapi juga meningkatkan target capaian, agar pembenahan diri pada semua competitor, terus berlangsung. Dengan kompetisilah, kemajuan akan digapai secara bersama-sama. 

Di sisi lain, kekelahan harus disikapi dengan upaya pembenahan. Kalah bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awalan untuk menggapai kemenangan. Selama ada kekalahan, maka kemenangan akan tetap ada, dan menjadi mungkin untuk digapai. Jika perbaikan diri terus dilakukan melampaui upaya sang juara, maka kemenangan sebenarnya tinggal menunggu waktu.

Akhirnya, kompetisi haruslah disikapi dengan kedewasaan mental, agar tidak berakibat buruk. Sebab, bisa jadi, kompetisi melahirkan sang juara yang sesungguhnya pecundang, yaitu mereka yang menang, tatapi menjadi lupa diri, sampai merendahkan dan meremehkan pihak lain. Mereka, sekarang atau kelak, adalah pecundang. Sebaliknya, bisa juga pihak yang kalah, sebenanrnya adalah pemenang sejati, yaitu mereka yang kalah namun tetap berbesar hati menghormati pemenang, sabar menerima kekalalahan, dan terus berbenah diri untuk menjadi sang juara, kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar