Di
markasnya, ia menyesap kopi yang menghambar
Permainan
telah usai, dan ia mengharapkan kemenangan
Tetapi
keraguan yang menajam, menggeruskan keyakinannya
Sebab
kabar buruk malah tersiar dari televisi, radio, dan gawainya
Seketika,
ia tak mau memercayai siapa pun selain dirinya
Ia
lalu menyangkal kekalahan dengan mencari-cari kesalahan
Berkeras
membalikkan kenyataan agar sesuai dengan khayalannya
Sebab
ia merasa hamburan modalnya mestinya mampu memborong suara
Ia
lantas bertitah, “Kita menang, sebab kita harus menang!
Penasihatnya
kelimpungan. “Bagaimana caranya?”
Ia memungkasnya, “Kita
hanya perlu membeli suara hakim!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar