Awalnya
dari keisengan saja. Hamdi prihatin membaca kekalutan Dina, seorang perempuan yang
ia idam-idamkan, di Twitter. Atas keprihatinannya, ia lantas membuat sebuah
akun anonim bernama X-MU. Tujuannya adalah menjebak teman sekampusnya itu agar masuk
ke dalam ruang mayanya, sehingga ia bisa membantu sang idaman keluar dari permasalahan
hatinya.
Untuk
melancarkan aksinya, Hamdi pun mencirikan akun tersebut sebagai kanal
konsultasi psikologis yang bebas untuk warganet yang butuh teman mengobrol.
Berserta seruan agar warganet tidak sungkan mencurahkan perasaannya, ia pun membangun
citra profesional akun itu dengan mengunggah kata-kata motivasi yang ia pahami sebagai
seorang mahasiswa psikologi.
Sampai akhirnya, ia berhasil menjebak sang pujaan.
Dina:
Hai, X, aku sangat terpuruk.
X:
Apa yang terjadi? Ceritakanlah.
Dina:
Kekasihku menikah dengan wanita yang
lain, dengan sahabatku sendiri. Padahal aku dan dia telah berjanji untuk tidak
akan berpisah selamanya. Aku merasa
hidupku tidak berguna lagi. Aku merasa kehabisan daya untuk menjalani hidup.
X:
Tenang, Din. Tenanglah. Jangan putus asa
dan melakukan tindakan yang bodoh.
Dina:
Tetapi bagaimana aku bisa menjalani hidup
dengan amarah dan perasaan malu yang harus kutanggung sepanjang hidupku?
X:
Kau hanya perlu membangun persepsi
positif tentang persoalan yang sedang kau alami. Pandanglah masalahmu dari
perspektif yang lain. Bisa jadi, pengkhianatan yang kau alami sekarang ini,
lebih baik ketimbang kau mengalaminya setelah hubungan kalian berlanjut sampai menikah
dan memiliki keturunan. Bisa jadi, kau diberkati dengan perpisahan yang lebih
cepat dari seseorang yang memang tidak pantas untukmu di masa depan.
Dina:
Jadi, apa yang harus aku lakukan?
X:
Bersabarlah! Kau harus berusaha untuk
melupakan masa lalumu dan kembali membangun masa depanmu. Kau harus menjaga
dirimu baik-baik, sebab pasti, ada seseorang yang ingin menemukanmu dalam
keadaan baik-baik saja. Seseorang yang akan mencintaimu selamanya. Seseorang
yang lebih baik untukmu. Yakinlah.
Dina:
Baiklah, X. Terima kasih.
X:
Sama-sama.
Tentu
Hamdi sangat senang sebab rencananya berhasil. Ia telah mengetahui pokok
permasalahan sang pujaan, dan ia bisa mengambil langkah pendekatan yang tepat. Namun
ia harus menanggung akibat lanjutan dari kelihaiannya mengelola akun X-MU. Tanpa
terduga, orang-orang yang doyan menggalau, akhirnya mulai mengikuti dan menanggapi
akun itu secara positif.
Hari
demi hari, popularitas akun X-MU semakin meningkat. Beberapa warga Twitter yang
entah datang dari mana, mulai meluapkan kata hatinya tanpa segan-segan, seolah-olah
mereka berbagi cerita dengan seorang yang memang patut dipercaya. Sedang di
balik layar, Hamdi semakin mengokohkan dirinya sebagai tuhan yang mengetahui
rahasia hati mereka.
Lambat
laun, respons penggemar akun X-MU pun semakin tak terkendali. Semakin banyak di antara mereka
yang tidak sekadar menanggapi unggahan X-MU, tetapi mulai mengirimkan pesan
langsung yang berisi keluhan pribadi, sembari berharap mendapatkan saran penenang
hati. Sampai akhirnya, Hamdi kewalahan untuk membalas kiriman para penggemar yang
terlalu berharga untuk diabaikan.
Demi
mengurus keluhan demi keluhan hidup para penggemar X-MU, Hamdi pun menceritakan
sisi terselubungnya itu kepada seorang sahabat baiknya, Zen. Setelah teman
kuliahnya itu bersepakat untuk tidak mengungkapkan identitas mereka kepada
siapa-siapa, Hamdi pun mendapuknya sebagai asisten yang akan membantu membalas
pesan-pesan warga Twitter.
Namun
setelah mengalihkan kesibukannya pada Zen, rancana besar Hamdi untuk fokus menindaklanjuti
aksi penguntitan mayanya terhadap Dina di dunia nyata, harus terhenti. Sebelum ia menyingkap
takdir jodohnya, takdir mautnya malah lebih dahulu bersua. Jantungnya yang
prematur sejak lahir, secara mendadak, kehilangan daya untuk memompa darah,
hingga ia meninggal bersama rahasia hatinya.
Tetapi
takdir cinta Zen, jauh berbeda. Sepeninggal Hamdi, ia akhirnya menemukan sesosok
perempuan yang menggetarkan hatinya di antara klien X-MU di masa lalu. Setelah
sesi perkenalan yang segera ia lakukan melalui akun pribadinya, dan setelah
melakukan pendekatan jitu di dunia nyata, ia pun berhasil menaklukkan sang perempuan
yang juga teman sekampusnya itu.
Kini,
dengan keadaan hidup yang terasa membahagiakan, Zen pun mengenang Hamdi sebagai
orang yang sangat berjasa baginya. Ia merasa banyak berutang budi pada sahabat
baiknya itu. Terutama karena berkat Hamdi, ia berhasil menemukan berlahan
jiwanya.
Malam
ini, di dalam kamarnya seorang sendiri, Zen pun kembali masuk ke dalam akun
X-MU. Sebagai pengontrol X-MU satu-satunya, ia hendak mengecek kalau-kalau ada
hal yang perlu ditanggapi dari para penggemar. Sampai akhirnya, ia menemukan
sebuah pesan langsung dari seorang perempuan yang kini telah menjadi kekasihnya:
Hai, siapa pun kau di sana, terima
kasih telah membantuku bertahan di masa lalu. Kau benar, aku telah berhasil menemukan
seseorang yang memang lebih baik untukku.
Dina Dinarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar