Sabtu, 13 Maret 2021

Akhir Pembalasan

Ada anak yang menangis dalam tubuh seorang dewasa
Sepatunya bolong, celananya sobek, kerah bajunya berjamur
Tetapi ia harus pergi ke sekolah, menggendong tas berisi mimpi
Sebab kenyataan masih menggantungkan harapannya, esok demi esok
Dengan ayah-ibu yang terlalu matematis dalam menghitung kemiskinan
 
Betahun-tahun penantian, sampailah ia di hari pembalasan
Raganya berbalut kekayaan, dengan nafsu yang begitu fakir
Membeli kesenangan untuk memanja kekanak-kanakannya
Berpesta-pora hingga senja usianya, dan terpenjara tubuhnya
Bersama keinginan yang tak kunjung memuaskan dendamnya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar