Kekurangan pada diri kita, bisa
jadi bermakna bagi orang lain: membuatnya merasa lebih. Di sisi lain kesabaran
kita, ada orang lain yang bersyukur. Bercerminlah!
Jika
sejumlah orang ditanya tentang siapakah inspirasi mereka dalam segala aspek
kehidupan, maka bisa dipastikan, sebagian besar dari mereka akan mengutarakan sederet
nama tokoh terkenal. Tokoh inspirator itu bisa jadi orang yang punya jasa
penting, popular, ataupun kaya. Di sisi lain, sangat jarang orang-orang mengakui
atau paling tidak menyadari kehadiran inspirator dari kelas bawah, yaitu orang-orang
yang memiliki kekurangan dalam aspek tertentu.
Menyaksikan
kecenderungan seperti gambaran di atas, maka bisa dikatakan bahwa orang-orang
selama ini, masih terpaku pada anggapan bahwa inspirator itu adalah orang dari kelas
atas, tidak dari kelas bawah. Ini juga berarti bahwa orang-orang masih
memposisikan inspirator sebagai orang yang punya kelebihan atau yang telah menggapai
kesusksesan. Pola pikir itu akan mendorong orang-orang untuk berupaya setara
dengan inspirator kelas atas, atau bahkan melebihinya. Jadinya, orang-orang tak
lagi menyadari, apalagi mengakui, bahwa orang-orang dengan kekurangan tertentu,
juga adalah inspirator berpengaruh dalam kehidupan.
Tidak
ada yang salah dengan ambisi setiap orang untuk menjadi lebih baik, sehingga
menuntut dirinya untuk mencari inspirator dari kelas atas. Tentu sangat
manusiawi jika seseorang menginginkan kedudukan yang lebih baik dari orang
lain. Tapi, ukuran lebih baik itu hanya bisa digapai dengan melebihi level orang-orang
atas. Menggapai harapan untuk “naik kelas” itu, tidaklah mudah. Halangan dan
rintangan datang bertubi-tubi. Akhirnya, sering juga harapan itu berujung pada
kegagalan. Jika begitu, saat kegagalan menjadi hasil akhirnya, maka diakui atau
tidak, inspirasi hidup akan beralih kepada orang kelas bawah.
Pada
prinsipnya, inspirator kelas atas akan memberi patokan untuk sebuah kemajuan
yang diupayakan tercapai. Kelas atas selalu menantang untuk ditaklukkan. Maka
itu, dibutuhkan semangat untuk mewujudkannya. Namun apa yang terjadi jika
ujungnya adalah kegagalan? Tentu semangat bisa mengendur, bahkan seseorang bisa
saja mengalah pada kenyataan. Jika begitu, maka inspirator yang akan memberikan semangat
hidup untuk terus bertahan adalah orang kelas bawah yang juga tak beruntung,
atau malah lebih tak beruntung. Merekalah yang memancarkan pesan-pesan makna tentang
arti penting kesabaran.
Menjadikan
orang kelas atas sebagai inspirasi, akan memfokuskan semangat untuk menggapai
harapan menuju tingkatan yang lebih tinggi. Jika suatu saat, harapan itu
tercapai, maka bersyukur adalah wujud terima kasih. Namun, jika segala daya dan
upaya sudah dikerahkan, dan hasilnya mengecewakan, maka disitulah pentingnya
bercermin pada orang-orang kelas bawah. Pada merekalah terpancar pelajaran
bahwa kekalahan dalam sebuah usaha, bukan akhir segalanya. Dari merekalah tampak
keteladanan bahwa sabar menerima kekalahan, setara nilainya dengan bersyukur
atas kemenangan.
Keinginan
setiap orang untuk menjadi lebih baik dalam segala hal, adalah persoalan naluri.
Mustahil dimusnahkan. Pada perihal kebendaan misalnya, setiap orang pasti menginginkan
menjadi orang kaya, atau setidaknya berkecukupan. Namun dalam mencapai harapan
itu, sering kali, hambatan lebih kuat dari pada daya upaya. Akhirnya, berujung
pada kegagalan. Sang pengharap tetap di kelas yang serba kekuarangan dalam soal
kebendaan. Dalam menghadapi kenyataan itu, jika sadar dan mengambil inspirasi dari
orang kelas bawah, maka kenyataan pahit bukanlah akhir dari segalanya. Masih
banyak orang yang berada di posisi yang lebih tak beruntung, namun mereka tetap
bertahan.
Intinya,
inspirasi dalam kehidupan ini, dapat datang dari mana saja. Dalam kehidupan,
segala sesuatu memang diciptakan dengan keberlawanan. Keadaan itu bisa berujung
pada pertentangan jika tidak disikapi secara bijak. Ada menang dan kalah, kaya
dan miskin, dan seterusnya. Mengatahui satu sisi, tentu menjadi dasar untuk
bijak menyikapi sisi lain. Semisal mengetahui nilai sebuah kekalahan, maka saat
memperoleh kemenangan, rasa syukur akan timbul kerena telah ditakdirkan menjadi
lebih baik. Di sisi lain, pengetahuan akan nilai kemenangan, akan memunculkan
sikap sabar dalam menerima kekalahan, sebab sadar bahwa selalu ada kesempatan
untuk kembali berusaha menggapai kemenangan itu.
Akhirnya,
agar tenang menghadapi kehidupan yang sarat dengan perubahan, maka kita harus
belajar dan berkaca dari siapa pun. Setiap orang adalah inspirator, termasuk
orang kelas bawah. Di sisi lain, jangan lupa juga untuk terus berbenah diri
agar bisa menjadi inspirator bagi orang lain, entah sebagai orang kelas atas,
ataupun orang kelas bawah. Yang pasti, setiap orang akan menjadi inspirator,
berdasarkan kekurangan atau kelebihannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar