Senin, 13 Juni 2016

Inspirator Kelas Bawah

Kekurangan pada diri kita, bisa jadi bermakna bagi orang lain: membuatnya merasa lebih. Di sisi lain kesabaran kita, ada orang lain yang bersyukur. Bercerminlah!

Jika sejumlah orang ditanya tentang siapakah inspirasi mereka dalam segala aspek kehidupan, maka bisa dipastikan, sebagian besar dari mereka akan mengutarakan sederet nama tokoh terkenal. Tokoh inspirator itu bisa jadi orang yang punya jasa penting, popular, ataupun kaya. Di sisi lain, sangat jarang orang-orang mengakui atau paling tidak menyadari kehadiran inspirator dari kelas bawah, yaitu orang-orang yang memiliki kekurangan dalam aspek tertentu.

Menyaksikan kecenderungan seperti gambaran di atas, maka bisa dikatakan bahwa orang-orang selama ini, masih terpaku pada anggapan bahwa inspirator itu adalah orang dari kelas atas, tidak dari kelas bawah. Ini juga berarti bahwa orang-orang masih memposisikan inspirator sebagai orang yang punya kelebihan atau yang telah menggapai kesusksesan. Pola pikir itu akan mendorong orang-orang untuk berupaya setara dengan inspirator kelas atas, atau bahkan melebihinya. Jadinya, orang-orang tak lagi menyadari, apalagi mengakui, bahwa orang-orang dengan kekurangan tertentu, juga adalah inspirator berpengaruh dalam kehidupan.

Tidak ada yang salah dengan ambisi setiap orang untuk menjadi lebih baik, sehingga menuntut dirinya untuk mencari inspirator dari kelas atas. Tentu sangat manusiawi jika seseorang menginginkan kedudukan yang lebih baik dari orang lain. Tapi, ukuran lebih baik itu hanya bisa digapai dengan melebihi level orang-orang atas. Menggapai harapan untuk “naik kelas” itu, tidaklah mudah. Halangan dan rintangan datang bertubi-tubi. Akhirnya, sering juga harapan itu berujung pada kegagalan. Jika begitu, saat kegagalan menjadi hasil akhirnya, maka diakui atau tidak, inspirasi hidup akan beralih kepada orang kelas bawah.

Pada prinsipnya, inspirator kelas atas akan memberi patokan untuk sebuah kemajuan yang diupayakan tercapai. Kelas atas selalu menantang untuk ditaklukkan. Maka itu, dibutuhkan semangat untuk mewujudkannya. Namun apa yang terjadi jika ujungnya adalah kegagalan? Tentu semangat bisa mengendur, bahkan seseorang bisa saja mengalah pada kenyataan. Jika begitu, maka inspirator yang akan memberikan semangat hidup untuk terus bertahan adalah orang kelas bawah yang juga tak beruntung, atau malah lebih tak beruntung. Merekalah yang memancarkan pesan-pesan makna tentang arti penting kesabaran.

Menjadikan orang kelas atas sebagai inspirasi, akan memfokuskan semangat untuk menggapai harapan menuju tingkatan yang lebih tinggi. Jika suatu saat, harapan itu tercapai, maka bersyukur adalah wujud terima kasih. Namun, jika segala daya dan upaya sudah dikerahkan, dan hasilnya mengecewakan, maka disitulah pentingnya bercermin pada orang-orang kelas bawah. Pada merekalah terpancar pelajaran bahwa kekalahan dalam sebuah usaha, bukan akhir segalanya. Dari merekalah tampak keteladanan bahwa sabar menerima kekalahan, setara nilainya dengan bersyukur atas kemenangan.

Keinginan setiap orang untuk menjadi lebih baik dalam segala hal, adalah persoalan naluri. Mustahil dimusnahkan. Pada perihal kebendaan misalnya, setiap orang pasti menginginkan menjadi orang kaya, atau setidaknya berkecukupan. Namun dalam mencapai harapan itu, sering kali, hambatan lebih kuat dari pada daya upaya. Akhirnya, berujung pada kegagalan. Sang pengharap tetap di kelas yang serba kekuarangan dalam soal kebendaan. Dalam menghadapi kenyataan itu, jika sadar dan mengambil inspirasi dari orang kelas bawah, maka kenyataan pahit bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak orang yang berada di posisi yang lebih tak beruntung, namun mereka tetap bertahan.

Intinya, inspirasi dalam kehidupan ini, dapat datang dari mana saja. Dalam kehidupan, segala sesuatu memang diciptakan dengan keberlawanan. Keadaan itu bisa berujung pada pertentangan jika tidak disikapi secara bijak. Ada menang dan kalah, kaya dan miskin, dan seterusnya. Mengatahui satu sisi, tentu menjadi dasar untuk bijak menyikapi sisi lain. Semisal mengetahui nilai sebuah kekalahan, maka saat memperoleh kemenangan, rasa syukur akan timbul kerena telah ditakdirkan menjadi lebih baik. Di sisi lain, pengetahuan akan nilai kemenangan, akan memunculkan sikap sabar dalam menerima kekalahan, sebab sadar bahwa selalu ada kesempatan untuk kembali berusaha menggapai kemenangan itu.

Akhirnya, agar tenang menghadapi kehidupan yang sarat dengan perubahan, maka kita harus belajar dan berkaca dari siapa pun. Setiap orang adalah inspirator, termasuk orang kelas bawah. Di sisi lain, jangan lupa juga untuk terus berbenah diri agar bisa menjadi inspirator bagi orang lain, entah sebagai orang kelas atas, ataupun orang kelas bawah. Yang pasti, setiap orang akan menjadi inspirator, berdasarkan kekurangan atau kelebihannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar