Rabu, 11 November 2015

Kembang Tuhan


Di taman-taman yang tersinggahi
Kembang-kembang bermekaran mencari perhatian
Menawan
Menari-nari di angan para penawar
Ada yang layu sebelum terpetik jari-jari jahanam
Direngkuh gelap, ataukah berguguran

Malam datang lagi
Kala waktunya mengabaikan bunga-bunga taman
Sepi merasuk di sukma
Sepoi angin membawa pesannya
Mengalunkan nada-nada rindu
Untuk satu penghuni taman yang sederhana
Di setiap lelap, dia bak bidadari taman surga
Walau cukup sebagai bunga tidur saja

Badai pun sesekali datang
Meraung menakut-nakuti
Memaksa penantian segera diakhiri
Pada beribu hari tanpa ketetapan
Yang penuh kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan
Kalau-kalau bunga harapan jatuh di tangan terkutuk
Dan dia pun tak akan pernah tahu
Sia-sialah rindu terjaga
Semoga tidak!

Seperti kemarin
Di selang waktu yang membosankan
Hanya bermunajat
Memegang janji Pengendali angin yang pasti
Bahwa kembang yang didoakan, sedikit pun tak bergetar
Kecuali takdirnya
Mereka bukan siapa-siapa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar