Di taman-taman yang tersinggahi
Kembang-kembang
bermekaran mencari perhatian
Menawan
Menari-nari
di angan para penawar
Ada
yang layu sebelum terpetik jari-jari jahanam
Direngkuh
gelap, ataukah berguguran
Malam
datang lagi
Kala
waktunya mengabaikan bunga-bunga taman
Sepi
merasuk di sukma
Sepoi
angin membawa pesannya
Mengalunkan
nada-nada rindu
Untuk
satu penghuni taman yang sederhana
Di
setiap lelap, dia bak bidadari taman surga
Walau
cukup sebagai bunga tidur saja
Badai
pun sesekali datang
Meraung
menakut-nakuti
Memaksa
penantian segera diakhiri
Pada
beribu hari tanpa ketetapan
Yang
penuh kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan
Kalau-kalau
bunga harapan jatuh di tangan terkutuk
Dan
dia pun tak akan pernah tahu
Sia-sialah
rindu terjaga
Semoga
tidak!
Seperti
kemarin
Di
selang waktu yang membosankan
Hanya
bermunajat
Memegang
janji Pengendali angin yang pasti
Bahwa
kembang yang didoakan, sedikit pun tak bergetar
Kecuali
takdirnya
Mereka
bukan siapa-siapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar