Wajah
seumpama langit yang menyiratkan tanda-tanda cuaca
Padanya,
setiap orang menerka arti hadirnya di dalam hati orang lain
Berharap
membaca kehangatan di balik seberkas senyuman yang cerah
Tetapi
sayangnya, orang-orang kerap lalai memerhatikan wajahnya di dalam cermin
Sampai
kematian datang, mereka belum juga mengenali diri mereka sendiri
Entah
malaikat yang berwajah iblis, atau iblis yang berwajah malaikat
Entah
politikus berwajah manis yang mengharapkan suara rakyat
Ataukah
ayah berwajah garang melihat kenakalan anaknya
Lalu,
untuk apa kita memusingkan isi pikiran orang lain terhadap diri kita di balik raut
wajah mereka yang mungkin saja palsu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar