Pagi-pagi,
kau terbangun dari buai mimpi
Dengan
wajah polos dan tubuh telanjang
Menghadap
ke cermin yang begitu jujur
Mengingatkan
lagi semua penghinaan
Yang
membuatmu membenci ketunaan
Sampai
kau menolak menjadi diri sendiri
Kau
seketika berubah menjadi seniman
Melukis
wajah orang lain di wajahmu
Menyontek
rupa-rupa bintang iklan
Dengan
perwarna bermerek asing
Yang
kau tebus tanpa peduli ongkos
Meskipun
porsi makan harus berkurang
Kau
lalu melangkah percaya diri
Meninggalkan
rumah untuk pameran
Menjumpai
petopeng dan beradu riasan
Saling
berbalas dengan senyuman yang palsu
Karena
kau tak ingin dipecundangi mereka
Sebab
kau dengki pada kepalsuan mereka
Namun
kau pulang dengan kecewa
Sebab
kurang pujian dari kawananmu
Untuk
corak kulit, alis, dan juga bibirmu
Hingga
kau menghapusnya secepat mungkin
Sampai
kekasihmu menyahut, “Hai, Cantik.”
Tetapi
kau sama sekali tidak tersanjung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar