Kau
menatap langit yang lapang dalam kesempitanmu
Memandang
kerlap-kerlip cahaya di ruang gelapmu
Berharap
keindahan datang dan melipur sepimu
Namun
bintang jatuh tak akan mendarat di pangkuanmu
Walau
kau menanti selama cahaya mentari padam
Harapanmu
hanyalah doa yang tidak berguna
Usahamu
cuma upaya yang tak berdaya
Berhentilah
menuntut datangnya keajaiban
Sebab
langit bukanlah tempat pengaduanmu saja
Di
sana, semua manusia menggantungkan impiannya
Berserah
menunggu untuk yang mungkin atau tidak akan
Karena
keadilan bisa berarti tidak untukmu selamanya
Setelah
waktu gagal menyampaikan nasib baik kepadamu
Sebab
anugerah hanya pergiliran kehilangan dengan yang lain
Tak
ada yang lebih pasti ketimbang menggenggam isi bumi
Tangkaplah
kunang-kunang atau nyalakan sumbu pelita
Setidaknya,
separuh harapan telah mewujud rupanya
Merengkuh
cahaya meski bukan bintang di langit
Menghargai
yang ada dan berhenti mengada-ada
Mensyukuri
kesederhanaan dan melupakan kesempurnaan
Sebab
kenyatan yang pahit lebih baik daripada mimpi yang indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar