Jumat, 02 Desember 2022

Kediaman

Aku adalah musafir yang putus asa di tengah sesat
Angin mengamuk, langit menghitam, malam menjelang
Aku takut memeluk dingin sendiri sampai pagi menghangat
Setelah mengikhlaskan semua yang tertinggal sebagai persinggahan
Setelah banyak kenangan yang menyakitkan atau menyesalkanku
Menggoyahkan keyakinan untuk menetap dan mendulang kasih
 
Tetapi engkau puan rumah yang tak mengerti artinya petualangan
Sepanjang usia, kau hanya menunggu orang yang entah siapa
Lalu aku bertamu dan kau menjamuku dengan teh hangat
Seakan-akan aku adalah jemlaan pangeran dari mimpimu
Sampai aku merasa telah menemukan persemayaman resahku
Sampai kakiku lumpuh melanjutkan kembara seterbitnya mentari
 
Telah kutemukan segenap yang kucari pada jiwa dan ragamu
Dan seterusnya, kisah kita akan terangkai dalam lembaran hari baru
Perihal terik yang tak lagi mencekik, dan kelam yang tak lagi mencekam
Karena kau adalah mentari hangat dan bulan sejuk bagiku
Sebagai bumi yang akan kehilangan hidup tanpa adamu
Setakdir kehadiranku sebagai sebab penciptaanmu
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar