Selimut
tak berarti untuk hatiku yang dingin
Di
dalam tubuh yang memeluk sepiku sendiri
Kata-kata
beku menguap dibekam rahasia
Dibawa
angin rindu menembus batas-batas
Lalu
hinggap di balik kaca jendela kamarmu
Menjelma
sebagai bulir-bulir embun di pagi hari
Menunggu
mimpimu berakhir bersama yang lain
Ketika
matahari menghapusnya, huruf demi huruf
Matamu
lalu tersibak tanpa membaca apa-apa
Dan
aku masih terjaga memikirkan perasaanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar