Sabtu, 30 April 2016

Apa Gunanya Membaca?

Banyak kerisauan setelah membaca. Sering muncul pertanyaan pada diri sendiri, apa yang saya dapat dari membaca? Itu sulit dihindari sebab pasti ada bagian dari bacaan yang terlupakan. Bahkan kata-kata yang telah dieja secermat mungkin, menghilang begitu saja setelah dibaca. Seakan-akan tak ada pengetahuan yang terukir di ingatan setelah membaca. Hasil bacaan pun tak mampu diutarakan kembali kepada orang lain. Akhirnya, membaca terasa tak ada gunanya.
 
Karena alasan bahwa hanya secuil pengetahuan yang melekat dalam memori pasca membaca, secara langsung, akan berujung pada keengganan membaca. Bahkan timbul penyesalan sebab begitu banyak buku telah terbaca, namun tak menunjang pada pembuktian tingkat pengetahuan. Membaca tak meningkatkan kecakapan berbicara, apalagi menulis. Membaca lalu dirasakan sebagai kesia-siaan belaka.

Kalau benar bahwa membaca tak memberikan dampak positif secara nyata, lalu apa gunanya membaca? Berdasarkan refleksi Penulis secara pribadi, berikut ini beberapa tingkatan manfaat membaca yang mungkin dapat direnungkan agar minat membaca tetap bertahan, bahkan meningkat. 

Mendidik Diri 

Inilah tingkatan pertama dari manfaat membaca. Setiap pembaca, tanpa sadar, akan terilhami banyak pelajaran makna dari bacaannya. Tanpa perlu mempersoalkan kemampuan mengelaborasi substansi bacaan setelah membaca, yang jelas, selalu ada pendidikan batin yang diperoleh dari aktivitas membaca. Pelajaran itu, sadar atau tidak, akan terwujud dalam perilaku pembaca.

Manfaat pada tingkatan ini diperoleh seseorang sebab tujuan membaca memang hanya untuk mendapatkan pelajaran berharga bagi dirinya sendiri. Membaca diharapkan mendatangkan kegunaan praktis dalam kehidupan. Misalnya seseorang membaca kisah inspiratif hanya untuk diteladani secara pribadi.

Menambah Pengetahuan

Tingkat manfaat selanjutnya dari membaca adalah menambah pengetahuan. Seseorang yang gemar membaca dan melakukannya secara serius, akan mampu menambah pundi-pundi pengetahuan di memorinya. Ia akan memiliki pengetahuan tentang banyak hal, tanpa perlu mempersoalkan apakah pengetahuannya terstruktur dan mendalam, atau tidak. Pengetahuan tingkat ini kadang sekadar tahu, bukan memahami.

Pada tingkatan ini, seseorang akan mampu menjawab pertanyaan sederhana dengan menggunakan pengetahuan dari hasil bacaannya. Meski begitu, pengetahuan tersebut, serupa dengan bacaannya. Imbasnya, akan timbul kewalahan jika dihadapkan pada pertanyaan yang membutuhkan penjelasan rumit. Pembaca di tingkat ini belum mampu mengelaborasi ataupun mengkolaborasikan sejumlah pengetahuan dari bacaannya. Misalnya seseorang membaca sejarah sehingga mampu menghafal aktor-aktor sejarah, tapi tak mengerti tentang latar belakang peristiwanya.

Mengasah Imajinasi

Tingkatan manfaat membaca ini, lebih tinggi ketimbang dari sekadar menambah pengetahuan. Di sini, seorang pembaca telah memahami betul pengetahuan yang diperoleh dari membaca. Ia pun mampu mengembangkannya untuk menghasilkan pengetahuan baru. Ia sadar bahwa pengetahuan dari hasil membaca tidak sepenuhnya benar, sehingga perlu dikritisi.

Pada tahap ini, pembaca tidak sekadar memperoleh pengetahuan umum dari sebuah bacaan, tapi mampu memahami cerita dan maknanya secara mendalam. Ia kritis melakukan perbandingan pengetahuan dari bacaan-bacaannya. Membaca ditujukan untuk memperoleh hakikat pengetahuan. Hasilnya adalah sebuah konklusi berupa pengetahuan baru, buah pikirnya sendiri. Karena kedalaman pengetahuanya, si pembaca pun handal dalam berpidato, berdiskusi, dan berdebat. 

Bekal Menulis

Inilah tingkatan tertinggi manfaat membaca. Alasannya karena pembaca tidak sekadar ingin mengetahui dan memahami isi bacaan, tetapi juga berupaya menciptakan bacaan baru tentang hasil pemikiran kritisnya sendiri. Ia tak sekadar mencari pengetahuan, tapi menciptakan pengetahuan baru untuk disebarluaskan. 

Membaca di tingkatan ini tidak hanya mendalami substansi bacaan, tetapi juga mengidentifikasi teknik penulisan dalam sebuah bacaan sebagai referensi dalam menulis. Pengetahuan dan pemahaman seseorang dari aktivitas membaca tidak sekadar disimpannya di dalam benak ataupun diwujudkan dalam bentuk verbal atau perilaku, tapi diwujudkan dalam bentuk tulisan. Membaca adalah untuk menulis, sebagaimana pepatah penulis yang baik adalah pembaca yang baik.


Demikianlah beberapa manfaat dari aktivitas membaca. Tingkatan itu dapat dijadikan rujukan untuk merefleksikan diri seseorang telah berada di tingkatan mana. Meski begitu, bukan berarti bahwa seseorang hanya bisa berada pada satu tingkatan tertentu, sebab bisa jadi seorang pembaca mampu meraih beberapa tingkatan manfaat, atau bahkan semuanya. 
 
Teruslah membaca dan menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar