Jumat, 15 Januari 2016

Menyelami Detik

Dunia penuh tuntutan. Manusia dipaksa berpacu dalam pergumulan tanpa henti. Akhirnya, terburu-buru. Merasa dikejar-kejar waktu yang sebenarnya konstan. Detik demi detik terasa bergulir begitu cepat. Semenit serasa sedetik, sejam serasa semenit, sehari serasa sejam, dan seterusnya. Momen penting pun tak lagi dinikmati. Setiap peristiwa berlalu bagitu saja, tanpa sedikit kesan yang membekas. Rekreasi jadi ritual tak bermakna.
 
Di dunia tanpa batas ruang dan waktu, detik-detik berlalu tanpa kekhidmatan. Peristiwa pun terlewati tanpa pemaknaan. Orang-orang gandrung hura-hura, tapi lupa berdialog dengan dirinya sendiri. Wajah-wajah ceria sebenarnya topeng yang menutupi kesunyian batin. Saat berada di satu detik, pikiran melanglang buana ke detik berikutnya. Momen yang kita jalani serasa tak pernah benar-benar dinikmati, sebab waktu dipilah-pilah, antara yang menyenangkan dan membosankan.

Sikap yang salah jika merisaukan masalah, apalagi berusaha menghindarinya. Keburu takut, padahal masalah belum datang menghampiri. Jika begitu, rentang waktu hingga masalah itu diselesaikan atau selesai dengan sendirinya, menjadi detik-detik yang serasa di neraka. Waktu berlalu tanpa ingin dirasakan. Hampa, bahkan menakutkan. Keadaan sama terjadi jika kita mengkhayalkan kebahagian di masa mendatang. Ada keinginan agar waktu cepat mengantarkan pada momen yang dinantikan itu. Akhirnya peristiwa yang dihadirkan waktu di saat penantian, diabaikan begitu saja.

Begitu banyak peristiwa penting tak diacuhkan, hanya demi menggapai angan indah di waktu mendatang. Mengharapkan waktu berlalu cepat dan membuat masalah-masalah mati suri. Betapa menyiksanya detik demi detik jika begitu. Padahal jika disadari, waktu yang penuh momen menantang sangatlah berharga. Penuh dengan pelajaran. Seharusnya dihadapi dengan gagah berani. Kadang juga orang terlalu cepat larut dalam angan-angan. Membayangkan bagaimana jadinya saat berada di waktu yang telah dinanti, sampai lupa menikmati proses yang begitu menyenangkan. 

Setiap detik dalam hidup, harus dinikmati sepanjang waktu. Jangan diabaikan. Momen di setiap detik akan terasa berharga jika dihadapi, serta dibarengi kesiapan menerima segala kemungkinan setelahnya. Hidup tak akan bahagia dalam ketakutan, termasuk saat menghindari masalah. Sebaiknyalah membuka mata dan melihat kenyataan hidup yang sesungguhnya, tentang apa yang sedang dialami. Sebab hidup yang sebenarnya adalah yang tengah dijalani, bukan yang ditakutkan atau diharapkan di masa mendatang. 

Sudah saatnya menjadi pengendali waktu. Menikmati momen di setiap detik agar berkesan. Menekan laju waktu dengan mengamati hal-hal kecil yang sering kali terabaikan. Menikmati kesederhanaan lebih baik daripada memimpikan kesempurnaan. Menjalani peristiwa dengan kesadaran penuh adalah sikap yang tepat. Hidup pun akan benar-benar terasa jika demikian. Untuk itu, dibutuhkan ketenangan agar makna kejadian yang dialami, bisa diresapi dengan baik.

Memburu waktu, sesungguhnya, sama dengan mengejar bayang-bayang. Hanya kesia-siaan dan kehampaan yang terasa jika menjalani momen dengan tergesa-gesa. Saatnya kita berjalan berirama dengan waktu, atau bahkan mengabaikan ukuran waktu demi menghayati makna detik demi detik yang dihadapi. Sungguh akan menyenangkan jika menyelami setiap detik beserta momen yang dihadirkannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar