Ada
ungkapan bahwa membaca dapat membuat seseorang menyadari pengetahuannya sangat
minim. Dari secuil pengetahuanlah, timbul banyak pertanyaan. Untaian pertanyaan
itu menuntut jawaban demi menambah pundi-pundi pengetahuan. Semakin banyak
pengetahuan, maka semakin banyak pula tanya bermunculan. Pengetahuan seakan
menjadi sumber masalah. Bukannya memberikan ketenangan, pengetahuan malah terus
menambah beban.
Seiring bertambahnya pengetahuan, tuntutan terhadap diri sendiri pun semakin meningkat. Pengetahuan tidak sekadar memaksa untuk terus bertanya demi mengorek sedikit demi sedikit kepingan pengetahuan yang tak bertepi, tapi juga menumbuhkan keinginan seseorang. Banyak tahu, berarti banyak keinginan. Keinginan itu dapat menjadi masalah jika tak dapat terwujud.
Seiring bertambahnya pengetahuan, tuntutan terhadap diri sendiri pun semakin meningkat. Pengetahuan tidak sekadar memaksa untuk terus bertanya demi mengorek sedikit demi sedikit kepingan pengetahuan yang tak bertepi, tapi juga menumbuhkan keinginan seseorang. Banyak tahu, berarti banyak keinginan. Keinginan itu dapat menjadi masalah jika tak dapat terwujud.
Seseorang
yang tidak mengetahui tentang sesuatu, tidak akan pernah punya keinginan
terhadap sesuatu. Begitu pun sebaliknya. Sebagai ilustrasi: orang tidak akan
memperebutkan emas seandainya ia tak tahu emas adalah logam mulia yang memiliki
nilai keuangan yang tinggi. Timbullah pernyataan: benarkah pengetahuan menjadi
sumber masalah?
Mencari
jawaban pertanyaan di atas harus berangkat dari jawaban pertanyaan: benarkah
setiap pengetahuan akan berujung pada sebuah masalah? Jawabannya, belum tentu.
Pengetahuan seseorang tidak berarti menjadi masalah baginya. Tapi pernyataan
bahwa masalah dimulai dari sebuah pengetahun, itu benar. Tahu jika sebuah
konsep relasi antara subjek dan objek adalah masalah, juga adalah pengetahuan.
Nah,
jika pengetahuan bukan sumber masalah, lalu apa? Ada sebuah ilustrasi: tiga
orang sedang duduk dan berbincang-bincang. A dan B adalah perokok, sedangkan C
tidak. Timbullah keinginan A dan B untuk memantik batang rokoknya. Tapi
masalahnya, hanya tersisa sebatang korek api yang hanya cukup untuk menyalakan
sebatang rokok. Pertanyaannya, apakah keadaan tersebut menjadi masalah bagi C?
Jawabannya, tidak. Tapi, keadaan itu tentu menjadi masalah bagi A dan B.
Dari
ilustrasi di atas, C tidaklah mempermasalahkan keadaan, meskipun ia tahu bahwa
untuk merokok, seseorang butuh pemantik api. Pengetahuannya tidak berujung pada
masalah. Di sisi lain, A dan B yang jelas mengetahui bahwa korek digunakan
sebagai pemantik, merasa itu adalah sebuah masalah. Tapi bukan berarti
pengetahuan mereka tentang fungsi korek yang menjadi sumber masalah. Munculnya
masalah karena keinginan merokok untuk mereka secara bersamaan, tak bisa terpenuhi
akibat daya pemantik tak cukup.
Dapatlah
ringkas bahwa pengetahuan berpotensi untuk menimbulkan masalah. Konteks aplikasi
dari pengetahuan itulah yang akan menimbulkan masalah atau tidak, dalam hal ini
adalah keinginan seseorang. Sebagai ilustrasinya: masyarakat adat di Papua
tidak merasa bahwa menggunakan koteka adalah sebuah masalah, meskipun mereka
tahu, bahwa masyarakat kekinian telah menggunakan pakaian “modern” dengan
segala jenis merek. Kenyataan itu dikarenakan mereka nyaman dengan kearifan
lokal, dan tak berkeinginan untuk berpenampilan sesuai tafsir kekinian.
Dengan
demikian, pengetahuan bukanlah sumber masalah. Masalah sebenarnya timbul akibat
tingginya hasrat seseorang untuk memenuhi keinginannya terhadap sesuatu yang
sifatnya terbatas atau bahkan tidak ada. Sumber masalah adalah keinginan tak
terkendali, yang tidak mempertimbangkan rasionalitas dan moralitas. Itu sebagimana
definisi masalah, yaitu ketidaksesuaian antara keinginan dengan kenyataan.
Karena itu, teruslah mencari pengetahuan tanpa rasa takut bahwa seiring itu, masalah
akan menumpuk dan membebani. Di sisi lain, kendalikanlah keinginan, lalu wujudkan
dengan cara yang benar dan beradab.
Tulisan ini adalah ringkasan dari
sekian banyak percikan pengetahuan dari aktivitas diskusi bersama seorang teman
dan senior di kampus, Jumat, 20 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar