Feature news
adalah jenis berita dengan teknik penulisan yang unik. Tidak tunduk pada kaidah
piramida terbalik sebagaimana pada straight
news. Struktur tulisannya bersifat fleksibel. Penulis diberikan kebebasan menguraikan
perihal peristiwa semenarik mungkin. Selain itu, peristiwa yang dituliskan
dalam bentuk feature news tak mesti aktual.
Bisa juga lintas waktu tertentu. Karena itulah, tulisan feature awet dan baik dibaca kapan saja. Ada banyak jenis berita feature, di antaranya feature sejarah,
perjalanan, profil tokoh, dan human interest.
Ciri-ciri
yang paling menonjol dari berita feature
adalah penuturannya yang bernuansa sastra. Mengadopsi teknik penulisan fiksi, seperti
pada cerita pendek atau novel. Teknik penulisan itu sejalan dengan sifat feature yang deskriptif dan persuasif. Tulisan
feature diupayakan mampu menggugah
perasaan pembaca, sehingga merasa turut mengalami peristiwa yang dituliskan.
Tujuannya agar pembaca tergerak melakukan tindakan-tindakan positif untuk
menyikapi fakta yang dituturkan. Namun tentu yang diutarakan tetaplah data dan
fakta akurat. Bukan rekaan.
Persoalan
yang menantang dalam penulisan feature
adalah bagaimana menyusun bahasan tulisan secara mencair tapi terstruktur, sehingga
menarik dibaca. Apalagi, tulisan feature
biasanya panjang-panjang. Tentu mengulang pengungkapan data dan fakta kurang
tepat. Hanya akan membuat pembaca jenuh. Juga jika fakta diungkapkan secara
selang-seling sehingga membingungkan pembaca dalam memahami keutuhan peristiwa.
Persoalan itulah yang perlu diantisipasi.
Nah,
bagaimanakah cara agar penulisan feature
news berjalan secara efektif dan efisien? Kiat sukses menulis feature sangat tergantung pada baik
tidaknya proses reportase atau observasi, dan wawancara. Data dan fakta
yang terkumpul sangat berguna untuk memperlancar penulisan dan membuat feature semakin menarik. Untuk itu,
sebelum menulis feature, bahan-bahan tulisan harus diupayakan tersedia secara
memadai. Caranya adalah mematangkan TOR (Term
of Reference) sebelum wawancara, serta melakukan observasi langsung dengan
cermat.
Seorang
penulis feature harus punya kepekaan
dalam mengamati fakta-fakta terkait persoalan yang akan dituliskannya. Harus
jeli melihat persoalan kecil yang menarik dan layak dituliskan nantinya. Untuk
itu, observasi yang dilakukan sebelum penulisan harus benar-benar mendalam. Mencakup
hal-hal yang kecil, namun berarti.
Kunci
keefektifan observasi adalah, bagaimana calon penulis memahami persoalan yang
akan dituliskannya, memahami fakta dan data apa yang ia butuhkan dalam menulis feature nantinya, serta melakukan
pencatatan terhadap hal-hal detail terkait peristiwa yang akan dituliskannya.
Hasil observasi harus seobjektif mungkin. Untuk itu, dalam observasi, objek
penulisan dibiarkan menampakkan fakta-fakta terkait dirinya. Tujuannya agar fakta
tulisan tidak kabur akibat terpengaruh subjektivitas penulis. Penulis hanya
diperbolehkan mendeskrisikan objek melalui kata-kata secara jelas. Tidak mengada-adakan
fakta terkait situasi dan kondisi objek.
Observasi
yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data dan fakta dapat dilakukan melalui
beberapa langkah, yaitu: mencari informasi terkait objek penulisan dari
pihak-pihak atau instansi terkait, mempelajari objek dari bahan literasi
semacam buku, serta melakukan observasi langsung. Semisal seseorang ingin
menulis feature tantang buruknya
keadaan pantai yang menyebabkan kunjungan wisatawan menurun. Maka penulis harus
merangkum kebutuhan fakta dan data yang ia perlukan melalui tiga langkah
observasi tersebut.
Jika
masalah pantai di atas ingin dituliskan, tahapan awal yang bisa dilakukan dapat
berupa mencari dan mempelajari profil pantai bersangkutan di buku-buku atau
internet. Setelah itu, melakukan penumpulan data dengan menghubungi
instansi-instansi terkait. Selanjutnya calon penulis melakukan observasi
langsung untuk mencocokkan data-data yang terhimpun dengan fakta-fakta di lapangan.
Hal-hal yang kira-kira perlu dicermati dalam observasi tersebut misalnya sejarah
pantai, spesifikasi keadaan pantai, sarana dan prasaran pantai, kehidupan
masyarakat di sekitar pantai, dan jumlah wisatawan dalam rentang waktu
tertentu.
Setelah
pengumpulan data selesai, maka sudah saatnya masuk pada penelisikan fakta
melalui wawancara. Tujuan wawancara adalah mengulik akar permasalahan serta solusinya
dari pandangan beberapa pihak. Untuk itu, penyusunan TOR harus berdasar pada kebutuhan
penulisan. Jika berpatokan pada contoh sebelumnya, maka yang harus dipertanyakan
adalah bagaimana pandangan para pihak terkait persoalan memburuknya keadaan
pantai dan menurunnya kunjungan wisatawan. Kutipan yang diperlukan misalnya
terkait penilaian terhadap keadaan pantai, pengaruh pembangunan terhadap
keadaan pantai, dampak sosial akibat buruknya kondisi pantai, serta harapan dan
rencana para pihak.
Sekali
lagi, untuk menjamin penulisan feature berjalan
lancar, maka kebutuhan akan data dan fakta harus terpenuhi. Untuk itu, proses
pengumpulan data melalui observasi dan wawancara perlu direncana secara baik.
Data-data yang diperoleh harus mendetail dan akurat, agar bisa disajikan secara
apik dalam tulisan. Tak kalah pentingnya, calon penulis feature juga harus memiliki keterampilan menulis bertutur sastra
yang baik.
Sebagai
gambaran terkait tulisan feature
berdasarkan persoalan yang dicontohkan di atas, berikut ini kira-kira jadinya
jika dituliskan:
Kejayaan Pantai Bonta Tinggal Kenangan
Hari Minggu pagi, 9 Desember 2015, Pantai
Bonta terlihat lengang. Tak seramai dulu. Tak ada lagi wajah-wajah asing yang
nampak bermain sky, atau sekadar mandi dan berjemur. Yang ada hanya wajah-wajah
pribumi. Itu pun hanya sekitar lima puluh orang. Padahal untuk masuk ke kawasan
pantai ini, hanya perlu membayar Rp. 3000. Termurah dibandingkan lima pantai
lain di Kabupaten Tokeni. Biaya itu setengah dari tahun lalu, yang sebesar Rp.
6000. Terpaksa diturunkan. Semua demi menarik minat wisatawan datang kembali.
Tapi sepertinya tak berefek.
Pantai Bonta terletak di bagian
Selatan Kabupaten Tokeni. Tepat di Dusun Guno, Desa Minto, Kecamatan Dandu. Di tahun-tahun
sebelumnya, setiap hari libur, tepi pantai akan dipenuhi deretan manusia. Ombak
dari air laut Samudera Hindia tak akan terlihat utuh menyapu bibir pantai. Manusia
benar-benar tumpah-ruah menutupi bibir pantai. Tak salah jika dikatakan kejayaan
Pantai Bonta telah berakhir.
Kini, keadaan Pantai Bonta yang
memiliki sempadan sepanjang 100 meter, sangat memprihatinkan. Udaranya sesak
setelah pepohonan di sekitar pantai ditebangi oleh para pengusaha penginapan.
Mereka membangun rumah permanen di pertengahan sempadan pantai. Imbasnya, pasir
putih yang dulunya terlihat membentang sepanjang mata memandang, kini dibabat balai-balai
kecil yang disewakan seharga Rp. 50.000 per tiga jam. “Semua ini karena uang,”
keluh Beno, salah seorang pengunjung di hari itu. Ia menyalahkan pembangunan di
sekitar pantai yang semrawut.
Pantai Bonta kini sepi dan tak
terurus. Tampak banyak ban-ban dengan beragam corak, yang disewakan Rp. 5.000
per dua jam, tergantung di bawah kolong rumah warga. Tak tersewakan. Banana
boat terlihat terparkir rapi di bibir pantai. Biaya Rp. 80.000 sekali melintas
di tepi pantai harus dikeluarkan jika ingin menyewanya. Sampah-sampah plastik
pun berceceran tak keruan. Lima orang tak lagi dipekerjakan sebagai pembersih
pantai akibat pendapatan dari pengelolaan pantai menurun akibat minimnya
kuncungan wisatawan.
Jika merujuk pada data Dinas
Parawisata Kabupaten Tokeni, sepanjang tahun lalu, jumlah wisatawan mancanegara
mencapai 6300 orang. Sedangkan wisatawan lokal mencapai 36500 orang. Ini
berarti, pada tahun lalu, rata-rata wisatawan mancanegara dalam sehari mencapai
20 orang, sedangkan wisatawan lokal mencapai 100 orang.
Di akhir tahun ini, data kunjungan
wisatawan ke pantai berpasir putih itu sungguh memiriskan. Kunjungan wisatawan
mancanegara hanya sebanyak 730, sedangkan wisatawan lokal hanya mencapai 18250.
Jika dirata-ratakan, wisatawan manca negara per hari hanya sebanyak 2 orang,
dan wisatawan lokal 50 orang. Jelas, kunjungan wisatawan ke pantai sepanjang
1200 meter itu turun drastis.
Kehidupan masyarakat sekitar pantai
pun turut memprihatinkan. Termasuk Pak Doring yang dulunya membuka kios untuk
menjual barang segala rupa. Seiring turunnya kunjungan wiatawan ke Pantai
Bonta, mata pencariannya pun terganggu. Kini ia tak bisa lagi mengandalkan
usaha dari kiosnya untuk membiayai pendidikan lima orang anaknya. Akhirnya, sesekali
ia pergi melaut demi mencukupi kebutuhan. Bahkan awal tahun depan, ia berencana
merantau ke Kalimantan. Menjadi pekerja kebun kelapa sawit yang keuntungannya
menjanjikan.
“Susah hidup dari pantai ini lagi.
Mau melaut, hasilnya juga tak memuaskan. Ikan-ikan tak berkembang biak karena
terumbu karang rusak dibom,” keluh lelaki kelahiran Desa Minto itu.
Demi mengembalikan kejayaan Pantai
Bonta, Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Tokeni, Idrus Sunjani berencana
melakukan pembenahan total. Awal tahun depan, infrastruktur fisik akan dibenahi,
katanya. Termasuk juga membenahi struktur kepengurusan pengelolaan pantai yang rencananya
akan melibatkan pihak swasta. Seiring dengan itu, masyarakat di sekitar pantai
juga akan diberikan pendidikan dan bekerja sama untuk merawat dan mempercantik
Pantai Bonta.
“Tahun depan, atas instruksi Pak Bupati,
kami akan melakukan pembenahan total. Kesan kumuh akan kami hilangkan. Kami
akan menata kembali bangunan-bangunan di sekitar pantai. Kalau perlu dengan
menggusur bangunan yang terlalu dekat dengan bibir pantai. Tentu dengan
cara-cara manusiawi dan musyawarah,” tegas lelaki berkumis tebal itu.
….
Kurang
lebih, seperti di ataslah contoh singkat tulisan terkait buruknya keadaan
pantai yang menyebabkan kunjungan wisatawan menurun. Tampak jelas bahwa fakta
dan data terperinci begitu penting dalam penulisan feature. Oleh karena itu, dalam proses pengumpulan fakta dan data,
lakukanlah secara teliti, agar terhimpun hal-hal spesifik yang penting untuk dituliskan
nantinya. Selamat mencoba.
***
CATATAN:
Contoh tulisan feature berjudul Kejayaan Pantai
Bonta Tinggal Kenangan di atas hanya rekaan penulis. Tujuannya hanya untuk
memberikan gambaran tentang bentuk rangkain tulisan feature.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar