Kesalahan
penggunaan partikel di dan ke dalam sebuah kalimat masih sering
kita jumpai. Itu bahkan masih terdapat dalam tulisan ilmiah. Pelakunya bukan
hanya penulis pemula, tetapi juga penulis yang sudah tenar dan dianggap
mumpuni. Kekeliruan itu terjadi karena penulis kurang peka membedakan
penggunaan partikel di dan ke sebagai imbuhan ataukah penunjuk keterangan,
baik keterangan objek, tempat, atau waktu.
Kekeliruan
dalam penggunaan partikel di dan ke seharusnya tidak perlu terjadi.
Apalagi perbedaan penggunaan keduanya, baik sebagai imbuhan maupun penunjuk
keterangan, sangat mudah dibedakan. Yang dibutuhkan hanyalah ketelitian dan pembiasaan
diri menggunakan partikel tersebut secara tepat. Cara jitunya adalah cermat mengidentifikasi
apakah kata yang mengikuti partikel di
dan ke adalah kata kerja atau kata
keterangan.
Penggunaan Partikel Di
Penggunaan
partikel di sebagai imbuhan sangat
mudah diidentifikasi. Jika yang mengikuti partikel di adalah kata kerja, maka jelas partikel tersebut difungsikan sebagai
imbuhan. Semisal partikel di diikuti
oleh kata makan, maka pertikel di tersebut berfungsi sebagai imbuhan
awalan. Oleh karena itu partikel di dan
kata kerja dasar makan, harus ditulis
bersambung.
Partikel
di sebagai imbuhan berfungsi untuk membuat kata kerja menjadi
pasif dalam satu kalimat, yaitu kata kerja yang menunjukkan bentuk perlakuan
terhadap objek. Misalnya dalam kalimat Nasi
dimakan Andi. Partikel di dalam
kalimat itu difungsikan sebagai imbuhan untuk menunjukkan bahwa sebuah objek
(nasi) diperlakukan oleh subjek (Andi) yaitu dengan sebuah tindakan tertentu
atau predikat (dimakan).
Kalimat
pasif itu berbeda dengan kalimat aktif yang menunjukkan tindakan aktif subjek
terhadap objek dengan menggunakan partikel me.
Misalnya dalam kalimat Andi Memakan
Nasi. Kalimat itu jelas menggambarkan makna bahwa subjek (Andi) melakukan
sebuah tindakan (memakan) pada objek (nasi). Ringkasnya, kalimat aktif lebih
fokus pada tindakan subjek, sedangkan kalimat pasif fokus pada apa yang dialami
objek.
Di
sisi lain, jika yang mengikuti partikel di
dalam sebuah kalimat adalah kata keterangan, maka secara otomatis, partikel
di dan kata keterangan yang
mengikutinya, harus dipisahkan. Misalnya yang mengikutinya adalah kata kalangan (objek), sekolah (tempat), atau Februari
(waktu), maka penggunaan partikel di yang
mendahului kata tersebut harus dipisahkan.
Contoh
panggunaan partikel di sebagai
penunjukan keterangan dalam kalimat: Tindak
penyalahgunaan narkoba banyak terjadi di kalangan remaja; Penyuluhan pola hidup
sehat diselenggarakan di sekolah; Film bergenre horor itu akan diluncurkan di Senin
malam, 12 Februari, tahun ini.
Penggunaan Partikel Ke
Partikel
ke sebagai imbuhan pada dasarnya digunakan
untuk membuat sebuah kata sifat menjadi sebuah objek abstrak yang melekat pada
subjek, membentuk kata kerja pasif, atau membentuk kata sifat. Contoh kata dasar
berimbuhan ke dan berakhiran an (berturut-turut sebagaimana fungsi
imbuhan ke tersebut) adalah ketenangan, kehilangan,
dan kebanci-bancian.
Partikel
ke yang diikuti kata dasar serta
diakhiri dengan imbuhan –an pada
dasarnya berfungsi untuk mengobjekkan dan menyifatkan makna kata kepada subjek.
Untuk itu, sebagai imbuhan, partikel ke dan
kata dasar yang mengikutinya harus ditulis bersambung. Contohnya dalam
penerapan kalimat: Dia tak pernah
merasakan ketenangan; Anton baru saja kehilangan tas; Andi mulai berperilaku
kebanci-bancian.
Di
sisi lain, jika partikel ke difungsikan
sebagai penunjuk keterangan, dengan tujuan untuk menunjukkan kepada apa sebuah
kata kerja atau predikat diberlakukan, maka partikel ke ditulis terpisah dengan kata keterangan yang mengikutinya. Misalnya
ke kalangan, ke sekolah, dan ke Senin.
Sebagai contoh partikel ke sebagai penunjuk keterangan dalam kalimat: Sosialisasi dampak penyalahgunaan narkotika penting diberikan ke kalangan remaja; Mahasiswa kedokteran berkunjung ke sekolah untuk melakukan penyuluhan pola hidup sehat; Penayangan film horor tersebut ditunda selama dua hari, dari Sabtu ke Senin
Menganalisis Penggunaan Partikel Di dan Ke
Berikut
ini ada sebuah paragraf yang berisi sejumlah penggunaan partikel di dan ke secara tidak tepat, serta penulisan lain yang tidak sesuai
dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD):
Dibalik
keterbatasan,
tak boleh ada kata menyerah. Itulah prinsip yang di pegang tarno. Dipagi hari, ia lekas meninggalkan rumahnya
menuju keladang milik tetangganya, Karmin.
Disana, ia akan menebas rerumputan
yang mulai meninggi sejak ladang itu di
tinggal pergi dan tak di urus selama
enam bulan. Tarnopun akan di gaji setelah menyelesaikan tugasnya. Ia tak perlu
risau sebab ke lelahannya akan di balas dengan imbalan yang setimpal.
Sebagai persiapan, kemarin, Karmin
telah membeli mesin pemotong rumput dipasar.
Mesin itu laku keras dan banyak di
gunakan dikelompok tani seluruh
desa. Alat impor itu pun lalu di bawah Tarno
keladang hari itu juga. Tapi karena
mesin itu rusak secara tak di sengaja
oleh Tarno, ia akhirnya di hukum
oleh Karmin dengan pemotongan gaji sebanyak 50%. Tarno
pasrah menerima hukuman itu karena aturannya termaktub dihukum adat desa setempat.
Kata-kata
yang ditebalkan di atas mengandung sejumlah kesalahan penggunaan partikel di dan ke, serta kesalahan penggunaan sejumlah kaidah EYD. Berikut hasil
perbaikannya:
Di
balik keterbatasan,
tak boleh ada kata menyerah. Itulah prinsip yang dipegang Tarno. Di pagi hari, ia lekas meninggalkan rumahnya
menuju ke ladang milik tetangganya, Karmin.
Di sana, ia akan menebas rerumputan
yang mulai meninggi sejak ladang itu ditinggal
pergi dan tak diurus selama enam bulan.
Tarno pun akan digaji setelah menyelesaikan
tugasnya. Ia tak perlu risau sebab kelelahannya
akan dibalas dengan imbalan yang
setimpal.
Sebagai persiapan, kemarin, Karmin
telah membeli mesin pemotong rumput di pasar.
Mesin itu laku keras dan banyak digunakan
di kelompok tani seluruh desa. Alat impor
itu pun lalu dibawa Tarno ke ladang hari itu juga. Tapi karena
mesin itu rusak secara tak disengaja
oleh Tarno, ia akhirnya dihukum oleh
Karmin dengan pemotongan gaji sebanyak 50%. Tarno pasrah menerima
hukuman itu karena aturannya termaktub di
hukum adat desa setempat.
Demikianlah
sedikit gambaran tentang penggunaan partikel di dan ke sebagai imbuhan
atau penunjuk keterangan dalam kata dan kalimat. Tujuan tulisan ini adalah
mengingatkan kembali betapa pentingnya menulis dengan senantiasa menggunakan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kesalahan
dalam penulisan, semisal dalam penggunaan partikel di dan ke, tidak hanya
terkait persoalan tata bahasa, tetapi dapat mempengaruhi makna sebuah kata.
Selain itu, ketepatan atau ketidaktepatan dalam penggunaan kaidah penulisan, juga berpengaruh terhadap citra seorang
penulis. Tak kalah penting, tulisan yang telah memenuhi ketentuan EYD, akan mengurangi
beban seorang editor.
Sekadar
membaca tulisan ini tidak akan berpengaruh dalam perbaikan penggunaan partikel di dan ke secara benar. Ketapatan dalam penggunaan partikel di dan ke, sangat tergantung dari seberapa sering kita mengaplikasikannya.
Oleh karena itu, teruslah menulis sembari belajar menulis dengan baik dan
benar.
Mari
sama-sama belajar.
Semoga
tulisan ini bermanfaat.
kak, bukannya penulisan disana itu seharusnya dipisah?
BalasHapusya. memang dipisah.
BalasHapus