Selasa, 19 April 2016

Menggunakan Partikel “Di” dan “Ke” Secara Benar

Kesalahan penggunaan partikel di dan ke dalam sebuah kalimat masih sering kita jumpai. Itu bahkan masih terdapat dalam tulisan ilmiah. Pelakunya bukan hanya penulis pemula, tetapi juga penulis yang sudah tenar dan dianggap mumpuni. Kekeliruan itu terjadi karena penulis kurang peka membedakan penggunaan partikel di dan ke sebagai imbuhan ataukah penunjuk keterangan, baik keterangan objek, tempat, atau waktu.
 
Kekeliruan dalam penggunaan partikel di dan ke seharusnya tidak perlu terjadi. Apalagi perbedaan penggunaan keduanya, baik sebagai imbuhan maupun penunjuk keterangan, sangat mudah dibedakan. Yang dibutuhkan hanyalah ketelitian dan pembiasaan diri menggunakan partikel tersebut secara tepat. Cara jitunya adalah cermat mengidentifikasi apakah kata yang mengikuti partikel di dan ke adalah kata kerja atau kata keterangan.

Penggunaan Partikel Di

Penggunaan partikel di sebagai imbuhan sangat mudah diidentifikasi. Jika yang mengikuti partikel di adalah kata kerja, maka jelas partikel tersebut difungsikan sebagai imbuhan. Semisal partikel di diikuti oleh kata makan, maka pertikel di tersebut berfungsi sebagai imbuhan awalan. Oleh karena itu partikel di dan kata kerja dasar makan, harus ditulis bersambung. 

Partikel di sebagai imbuhan berfungsi untuk membuat kata kerja menjadi pasif dalam satu kalimat, yaitu kata kerja yang menunjukkan bentuk perlakuan terhadap objek. Misalnya dalam kalimat Nasi dimakan Andi. Partikel di dalam kalimat itu difungsikan sebagai imbuhan untuk menunjukkan bahwa sebuah objek (nasi) diperlakukan oleh subjek (Andi) yaitu dengan sebuah tindakan tertentu atau predikat (dimakan). 

Kalimat pasif itu berbeda dengan kalimat aktif yang menunjukkan tindakan aktif subjek terhadap objek dengan menggunakan partikel me. Misalnya dalam kalimat Andi Memakan Nasi. Kalimat itu jelas menggambarkan makna bahwa subjek (Andi) melakukan sebuah tindakan (memakan) pada objek (nasi). Ringkasnya, kalimat aktif lebih fokus pada tindakan subjek, sedangkan kalimat pasif fokus pada apa yang dialami objek.

Di sisi lain, jika yang mengikuti partikel di dalam sebuah kalimat adalah kata keterangan, maka secara otomatis, partikel di dan kata keterangan yang mengikutinya, harus dipisahkan. Misalnya yang mengikutinya adalah kata kalangan (objek), sekolah (tempat), atau Februari (waktu), maka penggunaan partikel di yang mendahului kata tersebut harus dipisahkan.

Contoh panggunaan partikel di sebagai penunjukan keterangan dalam kalimat: Tindak penyalahgunaan narkoba banyak terjadi di kalangan remaja; Penyuluhan pola hidup sehat diselenggarakan di sekolah; Film bergenre horor itu akan diluncurkan di Senin malam, 12 Februari, tahun ini.

Penggunaan Partikel Ke

Partikel ke sebagai imbuhan pada dasarnya digunakan untuk membuat sebuah kata sifat menjadi sebuah objek abstrak yang melekat pada subjek, membentuk kata kerja pasif, atau membentuk kata sifat. Contoh kata dasar berimbuhan ke dan berakhiran an (berturut-turut sebagaimana fungsi imbuhan ke tersebut) adalah ketenangan, kehilangan, dan kebanci-bancian. 

Partikel ke yang diikuti kata dasar serta diakhiri dengan imbuhan –an pada dasarnya berfungsi untuk mengobjekkan dan menyifatkan makna kata kepada subjek. Untuk itu, sebagai imbuhan, partikel ke dan kata dasar yang mengikutinya harus ditulis bersambung. Contohnya dalam penerapan kalimat: Dia tak pernah merasakan ketenangan; Anton baru saja kehilangan tas; Andi mulai berperilaku kebanci-bancian.

Di sisi lain, jika partikel ke difungsikan sebagai penunjuk keterangan, dengan tujuan untuk menunjukkan kepada apa sebuah kata kerja atau predikat diberlakukan, maka partikel ke ditulis terpisah dengan kata keterangan yang mengikutinya. Misalnya ke kalangan, ke sekolah, dan ke Senin.

Sebagai contoh partikel ke sebagai penunjuk keterangan dalam kalimat: Sosialisasi dampak penyalahgunaan narkotika penting diberikan ke kalangan remaja; Mahasiswa kedokteran berkunjung ke sekolah untuk melakukan penyuluhan pola hidup sehat; Penayangan film horor tersebut ditunda selama dua hari, dari Sabtu ke Senin

Menganalisis Penggunaan Partikel Di dan Ke

Berikut ini ada sebuah paragraf yang berisi sejumlah penggunaan partikel di dan ke secara tidak tepat, serta penulisan lain yang tidak sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD): 

Dibalik keterbatasan, tak boleh ada kata menyerah. Itulah prinsip yang di pegang tarno. Dipagi hari, ia lekas meninggalkan rumahnya menuju keladang milik tetangganya, Karmin. Disana, ia akan menebas rerumputan yang mulai meninggi sejak ladang itu di tinggal pergi dan tak di urus selama enam bulan. Tarnopun akan di gaji  setelah menyelesaikan tugasnya. Ia tak perlu risau sebab ke lelahannya akan di balas dengan imbalan yang setimpal. 

Sebagai persiapan, kemarin, Karmin telah membeli mesin pemotong rumput dipasar. Mesin itu laku keras dan banyak di gunakan dikelompok tani seluruh desa. Alat impor itu pun lalu di bawah Tarno keladang hari itu juga. Tapi karena mesin itu rusak secara tak di sengaja oleh Tarno, ia akhirnya di hukum oleh Karmin dengan pemotongan gaji sebanyak 50%. Tarno pasrah menerima hukuman itu karena aturannya termaktub dihukum adat desa setempat.

Kata-kata yang ditebalkan di atas mengandung sejumlah kesalahan penggunaan partikel di dan ke, serta kesalahan penggunaan sejumlah kaidah EYD. Berikut hasil perbaikannya:

Di balik keterbatasan, tak boleh ada kata menyerah. Itulah prinsip yang dipegang Tarno. Di pagi hari, ia lekas meninggalkan rumahnya menuju ke ladang milik tetangganya, Karmin. Di sana, ia akan menebas rerumputan yang mulai meninggi sejak ladang itu ditinggal pergi dan tak diurus selama enam bulan. Tarno pun akan digaji  setelah menyelesaikan tugasnya. Ia tak perlu risau sebab kelelahannya akan dibalas dengan imbalan yang setimpal. 

Sebagai persiapan, kemarin, Karmin telah membeli mesin pemotong rumput di pasar. Mesin itu laku keras dan banyak digunakan di kelompok tani seluruh desa. Alat impor itu pun lalu dibawa Tarno ke ladang hari itu juga. Tapi karena mesin itu rusak secara tak disengaja oleh Tarno, ia akhirnya dihukum oleh Karmin dengan pemotongan gaji sebanyak 50%. Tarno pasrah menerima hukuman itu karena aturannya termaktub di hukum adat desa setempat.


Demikianlah sedikit gambaran tentang penggunaan partikel di dan ke sebagai imbuhan atau penunjuk keterangan dalam kata dan kalimat. Tujuan tulisan ini adalah mengingatkan kembali betapa pentingnya menulis dengan senantiasa menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Kesalahan dalam penulisan, semisal dalam penggunaan partikel di dan ke, tidak hanya terkait persoalan tata bahasa, tetapi dapat mempengaruhi makna sebuah kata. Selain itu, ketepatan atau ketidaktepatan dalam penggunaan kaidah penulisan, juga berpengaruh terhadap citra seorang penulis. Tak kalah penting, tulisan yang telah memenuhi ketentuan EYD, akan mengurangi beban seorang editor.

Sekadar membaca tulisan ini tidak akan berpengaruh dalam perbaikan penggunaan partikel di dan ke secara benar. Ketapatan dalam penggunaan partikel di dan ke, sangat tergantung dari seberapa sering kita mengaplikasikannya. Oleh karena itu, teruslah menulis sembari belajar menulis dengan baik dan benar.

Mari sama-sama belajar.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

2 komentar: